Update

Yuk, Intip Outstanding-nya Pengelolaan Sampah di Korea Selatan!

7 min read

The New One of The Day

  • Sejarah dan program pengelolaan sampah di Korea Selatan
  • Cara memilah sampah di Korea Selatan

Hai, SangSang Mates!

Pernah gak, sih, kalian nanyea kenapa di drakor sering banget ditampilkan adegan orang memilah sampah? Atau kepo apakah pengelolaan sampah di negara tersebut berbeda dengan di Indonesia?

Ngomongin Korea Selatan gak bakalan lengkap rasanya kalau belum membahas gimana negara yang satu ini mengelola sampahnya. Bahkan, negara yang dijuluki Negeri Ginseng ini termasuk salah satu negara yang memiliki pengelolaan sampah yang outstanding di dunia.

Eits, pencapaian tersebut tentunya gak didapat dengan cara instan, lho. Korea Selatan sudah mencoba berbagai cara untuk mengubah mindset warganya biar bisa mengelola sampah secara teratur. Gimana caranya, stay tuned terus, ya, sampai akhir!

Emang Sejak Kapan, Sih, Warga Korea Selatan Mulai Sadar Pentingnya Mengelola Sampah?

Jawabannya adalah pada tahun 1995. Pada saat itu, pemerintah Korea Selatan mulai merancang konsep pengelolaan sampah dengan tujuan menjaga ekonomi negara biar tetap stabil. Konsep ini kemudian dikenal dengan kebijakan Volume-based Waste Fee (VbWF) yang akhirnya menjadi salah satu metode pengelolaan sampah berskala nasional. 

VbWF merupakan kebijakan yang menerapkan biaya berdasarkan volume sampah yang akan dibuang. Semakin banyak sampah yang akan dibuang, biaya yang dikenakan tentu semakin meningkat. 

Oleh karena itu, entah itu masyarakat umum atau industri wajib membeli kantong sampah yang memiliki ukuran dan warna yang berbeda sesuai jenisnya, serta kode yang menandakan wilayah tempat tinggal warga setempat.

Baca juga: Yuk, Mulai Green Life Style dengan Tumbler dan Rasakan Manfaatnya!

Sepuluh tahun berjalan, kebijakan VbWF membuahkan hasil yang luar biasa. Masyarakat Korea Selatan makin lama makin terbiasa dengan gaya hidup ramah lingkungan yang satu ini. Selain mengurangi jumlah sampah dan meningkatkan minat masyarakat terhadap kegiatan daur ulang, kebijakan ini juga membantu mengurangi beban operasional tempat pembuangan sampah.

Maju ke tahun 2013, pemerintah Korea Selatan membuat kebijakan baru bernama Pay as Your Trash. Sebenarnya, konsepnya mirip dengan VbWF. Bedanya, kebijakan ini memanfaatkan teknologi untuk melancarkan aksi mulia tersebut. 

Salah satu konsep yang terdapat dalam kebijakan Pay as Your Trash ini adalah kehadiran kartu radio frequency identification (RFID) yang akan diberikan kepada setiap warga untuk mengirimkan sampah. Kartu tersebut hanya dapat digunakan di tempat khusus. 

Ketika kartu ditempelkan, tutup tempat sampah akan terbuka dan secara otomatis, jumlah sampah beserta biaya yang harus dikeluarkan akan tercatat. Biaya tersebut nantinya akan digunakan untuk perawatan mesin RFID dan pengolahan sampah organik.

Korea Selatan rupanya gak main-main dalam menerapkan aksi pilah sampahnya. Jika ada warganya yang ketahuan melanggar, siap-siap denda akan menyapa mereka. Besarannya pun tergantung kebijakan setiap wilayah.

Baca juga: Ini Dia 5 Kebiasaan Sederhana yang Baik untuk Kesehatan Kamu

Tunggu, deh! Tadi, Dibilang Berdasarkan Jenisnya. Gimana Cara Bedainnya?

Pengelompokkan jenis-jenis sampah sama sekali gak boleh dilewatkan. Di Korea Selatan, sampah yang ada akan dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Tentunya dengan hal ini, akan menghindari kontaminasi bibit penyakit pada sampah yang terkumpul, juga memudahkan proses daur ulang nantinya. 

Kira-kira, apa aja, sih jenis-jenis sampah yang dikelompokkan di Korea Selatan? Nah, waktunya SangSang Mates kenalan lebih dekat dengan hal satu ini. Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat belajar pilah sampah.

  1. Sampah Makanan

Bukan hal asing lagi bahwa sampah makanan sering banget dijumpai di mana pun. Sayangnya, masih banyak orang yang belum paham kalau sampah jenis ini sama sekali gak boleh bergabung dengan sampah jenis lainnya. Oleh karena itu, SangSang Mates wajib membuang sampah makanan sisa di tempat khusus.

Di Korea Selatan, sampah makanan dapat dibuang di tempat sampah khusus di halaman tempat tinggal warga. Bisa juga dibuang melalui saluran masuk limbah otomatis sekali pakai dengan chip pembuka. Beberapa wilayah bahkan memiliki mesin radio-frequency identification (RFID) yang berfungsi sebagai pengukur sampah makanan tersebut. 

Baca juga: Stop Food Waste! Yuk, Kenali Pola Makan Berkelanjutan!

  1. Sampah Kain

Jangan salah, pakaian yang kita gunakan terkadang juga bisa berakhir menjadi sampah yang terbuang sia-sia, lho. Biar hal tersebut gak terjadi lagi, kalian bisa mengumpulkan pakaian bekas dan benda-benda lainnya yang terbuat dari kain menjadi tumpukkan setinggi 30 sentimeter. 

Tentu juga harus dipisahkan dari sampah jenis lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada kain karena hawa lembab. Kalian juga bisa mendonasikan atau menjualnya jika kain-kain tersebut dirasa masih layak pakai. Bisa juga kalian upcycling sendiri menjadi sesuatu yang baru dan estetik.

Baca juga: Best Fashion Look Nam Joo Hyuk

  1. Sampah Daur Ulang

Sampah daur ulang seringkali disebut sampah anorganik. Nah, SangSang Mates harus teliti banget, nih, kalau mau milah sampah jenis ini soalnya ada banyak banget kategorinya. 

Namun, SangSang Mates gak perlu khawatir karena kalian dapat memisahkan semua kategori sampah daur ulang tersebut berdasarkan bahannya. Bahan-bahan tersebut di antaranya adalah kertas, plastik, kaca, styrofoam, kantong plastik, dan logam. 

Oh ya, ada juga baterai dan bohlam lampu yang sebetulnya termasuk sampah beracun (B3), tetapi masih bisa didaur ulang. Hanya, masing-masing harus dipisahkan dari sampah lainnya. 

  1. Sampah Elektronik dan Perabotan Rumah Tangga

SangSang Mates pernah kepikiran gak ke mana biasanya sampah berupa peralatan elektronik dan perabotan rumah tangga dibuang? Mulai sekarang, kalian bisa menggunakan kantong khusus yang menyesuaikan ukuran sampah-sampah tersebut, lho. Kadang-kadang, disebut sampah besar karena ukurannya yang melebihi jenis sampah lainnya.

Di Korea Selatan, SangSang Mates gak bisa membuangnya sembarangan, lho. Kalian wajib lapor ke kantor distrik dan membayar berdasarkan berat dan ukurannya agar mendapat stiker sebagai penanda bahwa kalian sudah membuang sampah yang perlu pengelolaan khusus. 

Kalian juga harus membuangnya pada hari yang sudah ditentukan. Kalian juga bisa menghubungi lembaga daur ulang sampah jika barang tersebut masih layak pakai dan berfungsi dengan baik.

  1. Sampah Residu

Sampah residu atau disebut general waste merupakan sampah yang tidak termasuk ke dalam empat kategori sebelumnya. Sampah ini harus dibuang di kantong yang sesuai dengan standar di distrik tempat tinggal warga. 

Jika sudah penuh, kalian perlu mengikatnya dengan simpul berbentuk salib. Sampah residu meliputi popok bayi, pembalut wanita, tisu sekali pakai, label paket, dan sebagainya. 

Lalu, gimana cara orang Korea memilah sampah?

Hayooo, kalian penasaran, kan, gimana caranya? Cus langsung aja simak poin-poin berikut!

  1. Kenali dulu jenis-jenis sampah sebelum mulai memilah

Memilah sampah tentu gak akan efektif kalau SangSang Mates belum tahu jenis-jenis sampah yang ada. Nah, warga Korea paham banget bahwa gak akan mungkin sampah yang berbeda jenis bisa bersatu di dalam wadah yang sama agar proses daur ulang dapat berjalan dengan efektif. 

Selain itu, cara ini menjadi langkah awal mencegah sampah-sampah yang seharusnya bersih saat akan didaur ulang terkontaminasi dari kotoran tertentu.

  1. Siapkan kantong sampah pilah sesuai jenisnya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masyarakat Korea wajib memiliki kantong sampah sesuai jenisnya sebelum dikirimkan ke bank sampah atau tempat daur ulang. 

Meskipun harus mengeluarkan biaya, kegiatan pilah sampah akan semakin mudah dan efisien. Cara ini juga merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada sampah daur ulang.

  1. Tempatkan sampah sesuai jenisnya

Setelah menyiapkan kantong sampah sesuai jenisnya, masyarakat Korea akan dengan mudah menempatkan sampah-sampah tersebut. Tentunya, menggunakan kantong sampah yang direkomendasikan pemerintah biar hukuman denda segan banget menghampiri warga.

  1. Pastikan sampah anorganik yang ada bebas dari kotoran

Ini poin yang penting banget buat diperhatikan. Warga Korea gak akan pernah membiarkan sampah anorganik masih dipenuhi oleh kotoran. Sebagai contoh, mereka gak akan membiarkan kotak plastik bekas makanan masih menyisakan sisa-sisa makanan seperti bekas saus atau kecap.

Baca juga: Tetap Hidup Sehat Meski Jadi Anak Kos dengan 5 Tips Berikut Ini!

  1. Buang sampah di tempat dan waktu yang tersedia

Langkah terakhir yang warga Korea lakukan untuk memilah sampah adalah membuangnya di tempat yang disediakan. Tidak hanya tempatnya saja, setiap jenis sampah juga memiliki waktu pickup yang berbeda. Mereka harus mengecek terlebih dahulu jadwal penjemputan sebelum bersiap untuk mengirimkan sampah sebelum diolah dengan layak.

Baca juga: 5 Budaya Unik Yang Hanya Ada di Korea Selatan

Dengan serangkaian proses yang berlangsung, Korea Selatan akhirnya dapat menjadi salah satu negara dengan pengelolaan sampah terbaik di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian Eunomia Reseach & Consulting pada 2018 yang menyatakan bahwa negara yang terkenal dengan musiknya ini menjadi satu-satunya negara Asia dengan tingkat daur ulang tertinggi sebesar 53,7%.

Keberhasilan ini juga semakin valid dengan adanya data dari World Economic Forum pada 2019 yang menyatakan bahwa angka daur ulang sampah makanan mencapai 95%. 

Keren banget, kan, pencapaian-pencapaian di atas? Semoga proses pengelolaan sampah di Korea Selatan bisa diterapkan di Indonesia, khususnya oleh SangSang Mates semua, ya.

Pengen tahu kebiasaan positif lainnya yang ada di Korea Selatan? Kepoin terus website dan media sosial resmi SangSang Univ Indonesia!

Penulis: Ziova Viandra Shakti


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *