Update

Habis Manis, Terbitlah Diabetes

6 min read

The New One of The Day

  • Mengenal penyakit gula (diabetes)

Hai, SangSang Mates!

Siapa sih yang nggak suka sama yang manis-manis? Mulai dari makanan, minuman, sampai gebetan yang manis (eheehe) udah pasti menggoda banget, nih. Apalagi saat ini banyak makanan dan minuman manis yang ngehits banget di kalangan anak-anak muda.

Saking enaknya, kita sampe lupa sama ancaman yang satu ini. Yep, dibalik makanan dan minuman ngetren yang serbamanis itu, ada bom waktu yang kalo dateng bisa bikin ribet seumur hidup! Waduh, kira-kira kita udah siap belum ya? Atau kita justru bodo amat?

Pengecekan gula darah. 

Baca juga: Stop Food Waste! Yuk, Kenali Pola Makan Berkelanjutan!

Kayak kenal nih sama si “bom waktu” yang ini …

Yups! Si “bom waktu” yang dimaksud adalah penyakit gula alias diabetes! Sesuai namanya, diabetes adalah suatu kondisi saat kadar gula dalam darah yang saking tingginya, sel-sel tubuh jadi susah mengubah kadar gula menjadi energi. Penyakit ini juga biasa dikenal sebagai penyakit kencing manis.

Emang udah sering banget kita denger soal bahayanya diabetes, sampai-sampai World Health Organization (WHO) dan International Diabetes Federation (IDF) menetapkan tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia sejak tahun 1991.

Penetapan Hari Diabetes Sedunia tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dunia terhadap diabetes sekaligus merayakan hari kelahiran Sir Frederick Banting, ilmuwan berkebangsaan Kanada yang menemukan insulin bersama rekan-rekannya: John MacleodCharles Best, dan James Collip.

Sayangnya, masih banyak yang menganggap penyakit ini sebagai “penyakit orang tua” karena penderitanya kebanyakan berusia lanjut. Tapi tau nggak, kalo sebenernya penyakit ini juga bisa diderita ibu hamil dan bahkan bisa dideteksi sejak masih anak-anak, loh!

Loh, kok bisa? ‘Kan mereka masih muda?

Kalo masih ingat materi-materi biologi SD–SMA tentang organ tubuh manusia, harusnya kalian masih ingat soal hormon insulin dan organ mana yang memproduksinya. 

Hormon insulin ini diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam masuknya gula dari makanan dan/atau minuman yang kita santap ke dalam sel tubuh untuk diolah menjadi energi yang membantu kita beraktivitas. Dari perannya insulin, kadar gula dalam darah menjadi berkurang.

Sadly enough, diabetes tipe 1 yang bisa dideteksi sejak usia anak-anak ini termasuk dalam penyakit autoimun sekaligus penyakit diabetes. Gara-garanya, autoimun yang harusnya melindungi tubuh, justru berbalik menyerang dan merusak sel beta pada pankreas sehingga nggak bisa memproduksi insulin sama sekali. 

Akibatnya, kadar gula dalam darah penderita diabetes tipe 1 ini naik drastis melampaui batas normalnya. Makanya penderita diabetes tipe 1 harus rutin menyuntikkan insulin setiap 3–4 kali sehari sesuai dosis dokter.

Beda sama penyebabnya diabetes tipe 2, yaitu adanya resistensi insulin pada tubuh penderita. Maksudnya, sel-sel tubuh penderita nggak bisa menerima insulin dengan baik sehingga kadar gula darah pun meningkat. 

Oh ya, resistensi insulin ini belom pasti disebut diabetes, ya! Kondisi ini bisa disebut sebagai prediabetes, yaitu kondisi kadar gula yang udah di atas batas normal tapi masih belum cukup tinggi untuk bisa dideteksi sebagai diabetes.

Selain kedua tipe diabetes di atas, ada yang namanya diabetes gestasional yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Penyakit gula yang satu ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada masa kehamilan yang menyebabkan kadar gula darah meningkat, tapi nggak usah takut karena kadar gula darah akan kembali normal setelah menjalani masa persalinan.

Baca juga: Ketika Si Penjaga Menjadi Musuh dalam Selimut

Bentar, emangnya gejalanya apa aja sih?

Gejala untuk penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2 ternyata sama. Si penderita akan merasa haus dan laper berkepanjangan, bawaannya mau makan dan minum terus. 

Tapiii, mereka juga akan menjadi beser karena sering kebelet pipis, berat tubuh mereka juga akan turun drastis meskipun lagi nggak diet. Tubuh si penderita akan gampang capek dan lemas serta pandangan mereka menjadi kabur.

Gejala lainnya yang penting adalah luka-luka yang ada pada tubuh mereka bakal susah sembuhnya. Padahal, penyakit ini juga bisa bikin infeksi yang berkepanjangan pada tubuh mereka, biasanya terjadi di bagian gusi, kulit, dan bahkan di area alat kelamin wanita.

Gejala penyakit diabetes

Faktornya apa aja?

Faktor berisiko terkena diabetes tipe 1 dan tipe 2 pun berbeda. Biasanya, diabetes tipe 1 paling sering dideteksi pada anak-anak berusia 4-7 tahun atau 10-14 tahun. Kemudian, riwayat keluarga inti yang mengidap penyakit gula jenis ini menjadi faktor genetik atas risiko mengidap penyakit ini.

Katanya, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa paling berisiko terkena diabetes tipe 1. Soalnya, daerah tersebut kurang mendapatkan vitamin D dari sinar matahari, padahal vitamin D berhubungan erat sama sistem imun manusia.

Sementara itu, orang yang berusia lebih dari 45 tahun lebih rawan terkena diabetes tipe 2 dan sedihnya, buat yang punya sanak keluarga yang jadi pengidap diabetes tipe 2, besar kemungkinan kamu juga bisa terkena diabetes tipe 2, nih!

Selain itu, faktor risiko terkena diabetes tipe 2 juga berhubungan erat dengan pola hidup, seperti obesitas serta malas berolahraga atau beraktivitas. Pola hidup seperti itu kemudian memicu penyakit-penyakit seperti kolesterol tinggi atau hipertensi yang bisa memicu munculnya diabetes.

Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia, Cegah Untuk Masa Depan Lebih Cerah

Emang penyakitnya bahaya banget?

BANGET.

Selain berjangka panjang, kalo terus-terusan dibiarin tanpa diobatin, si “bom waktu” ini bakal  membawa penyakit-penyakit berbahaya lainnya, misalnya stroke, penyakit jantung, katarakdemensia, dan bakal muncul gangren diabetik yang susah sembuhnya! Hiiiy, serem banget!

Nggak cuma itu, kalo ibu hamil mengidap diabetes gestasional, bayi yang dikandungnya bisa mengidap beberapa komplikasi yang nggak kalah berbahaya, seperti penyakit kuning, lahir prematur, hipoglikemia, dan bahkan keguguran. Kasihannya lagi, bayi tersebut bisa lebih rawan terkena diabetes tipe 2 saat menginjak usia dewasa!

Makanya penyakit ini udah nggak bisa kita anggap remeh, soalnya berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation pada tahun 2021, Indonesia jadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia, yaitu 19,5 juta penduduk berusia 20—79 tahun.

Nggak lucu dong kalo di masa tua nanti kalian harus berhubungan sama penyakit-penyakit ini cuma gara-gara kalian terlalu sering makan dan minum yang manis-manis?

Terus kita harus ngapain dong?

Simply enough, yang bisa kita lakukan adalah melakukan pola hidup sehat. Obviously, rajin olahraga adalah salah satu cara paling jitu untuk menghindari atau seenggaknya mengurangi risiko diabetes.

Tapii, cuma olahraga aja nggak cukup! Kita juga harus menjaga berat badan, salah satu caranya dengan mengatur pola makan sehat. Biasanya dokter akan menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, protein nabati (bisa didapat dari biji-bijian), serta makanan yang rendah kalori dan lemak. 

Buat yang suka manis-manis, sebenernya kita bisa ganti asupan gula dengan pemanis yang nggak bikin gula darah naik. Tenang aja, kita bisa dapetin pemanis rendah kalori di supermarket atau minimarket, kok.

Sayangnya, cara-cara tersebut hanya untuk mencegah diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional; sampai sekarang pemicu diabetes tipe 1 masih belum ketemu sehingga nggak ada yang tau gimana pencegahannya.

Baca juga: Ini Dia 5 Kebiasaan Sederhana yang Baik untuk Kesehatan Kamu

Gimana? Masih mau bodo amat sama diabetes setelah baca artikel ini? Kalo enggak, kuy like dan comment artikel ini. Bisa juga kamu share artikel ini ke temen-temen kamu biar banyak yang sadar tentang bahayanya penyakit gula.

Penulis: Ghina Rifqina


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *