Newsletter

Forgotten Echoes

2 min read

“Good morning, my dear.”  Cewek gila ini lagi. 2 hari sejak aku tertangkap, mereka hanya menyuntikku dengan segala macam obat penenang.

Aku hanya bisa menatap tajam, karena jangankan bersuara,  menggerakkan mulutku saja susah.

Apa yang cewek gila ini mau? Apakah akhirnya mereka memutuskan untuk uji coba lapangan?

“Kau pasti sangat bosan di dalam ruang isolasi ini terus. Bagaimana kalau sekarang kau melakukan hal yang berguna?” Senyuman dingin yang membuat merinding seluruh tubuhku, ugh aku benci orang ini.

Baca Juga: Menulis Cerita Fantasi Dengan The Hero’s Journey

“Valtair,” Aku mendelik ke arah sosok yang muncul tiba-tiba dari atas. Valtair. Orang yang menangkapku. Tampangnya doang plus, personality nya minus.

“Mulai hari ini, kalian berdua adalah satu tim yang harus bekerja sama melawan para villain. Aku menantikan kerja bagus kalian.” Cewek gila ini akhirnya pergi.

“Zero.” Valtair mendekat, apa yang dia mau? Aku tidak bergeming, hanya bisa pasrah bersandar pada kursi yang mengikatku.

Klik

Baca Juga: Gak Hanya Woo Young Woo, Karakter Drama-Drama Ini Juga “Spesial”

“Dengar, kau pasti memiliki tujuanmu kan? Tidak perlu menyimpan dendam, dan selesaikan saja tugas lalu capai tujuanmu. Tidak perlu membawa perasaan ke dalam pekerjaan.” Valtair melepaskan semua borgol dan pengikat di kursi.

“Sepertinya kau tidak punya tenaga ya.” Valtair tertawa kecil. Ah? Tubuhku mendadak terbang, oh tidak, Valtair menggendongku.

Ugh, sesuatu menusuk leherku, apa yang cowok ini lakukan sih? Aku melirik Valtair, apakah obat bius lagi?

“Pusatkan energimu.” Perkataan Valtair menyadarkanku, ah jadi begitu. Stimulan energi khusus power user, sangat langka dan berharga, membuat power user mendapatkan energi mereka kembali dalam sekali suntik.

“Turunkan aku.” Sekarang aku bisa bebas bersuara, hanya perlu beberapa detik untuk pulih.

Baca Juga: 5 Film Netflix Terbaik yang Bikin 2022-mu Semakin Seru

Valtair menurunkanku dengan lembut, “Nah, aku mengharapkan kerjasama yang ba- UGHH!”

Aku memukulnya tepat di pipi, membuatnya terpelanting ke belakang dengan keras. 

“Bersiaplah, aku orang yang pendendam.” Senyuman dingin terpasang di wajahku. Ya, aku bisa melupakan dendam, tapi itu setelah aku menuntaskannya.

“Tu-tunggu! Ah!” Aku kembali melayangkan pukulan lain, sudah 2 hari aku menunggu untuk membalas cowok sialan ini. Ah, ini melegakan.

Valtair tidak membalas sama sekali, dan aku tidak menggunakan kekuatan penuhku, aku pikir cowok ini tau yang namanya tanggung jawab, baguslah.

Sementara ini aku akan mengikuti perintah Asosiasi Supernatural. Cewek gila itu adalah ketua peneliti, dan dia memiliki sesuatu yang harus aku ambil. Harus.

Content Writer: Nabila Nur Zahra


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *