The New One of The Day
- Definisi FOMO dan JOMO
- Ciri-ciri FOMO dan JOMO
- Dampak FOMO dan JOMO
Hai, SangSang Mates!
Pernah nggak sih kalian merasa takut ketinggalan berita atau hal hal yang lagi trend saat ini? Atau mungkin, kalian biasa aja dengan hal hal yang lagi viral dan bersikap selayaknya aja? Hmmm, kalau kamu salah satu di antaranya, tandanya kamu FOMO atau JOMO. Nah, kalian termasuk si FOMO atau si JOMO nih???
FOMO dan JOMO? Apaan tuh kak? Sebelum kalian menerka nerka, biar nggak salah nih aku kasih tau dulu ya definisi FOMO dan JOMO itu sendiri.
Baca juga: Buat Kontenmu Makin Ciamik dengan 5 Website Download Bebas Copyright!
- Definisi FOMO
FOMO atau Fear Of Missing Out menurut psychology today adalah kekhawatiran yang dimiliki bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga dan dirinya tidak hadir pada situasi tersebut. Dampak lain dari FOMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, memiliki kehidupan lebih baik dibandingkan hidup kita.
Baca juga: Circle yang Tepat, Menciptakan Mental yang Sehat
- Ciri-ciri FOMO
Biasanya perasaan FOMO ada karena faktor sosial media. Pasti dong, karena pada masa digital saat ini, semua orang sudah memiliki dan pandai dalam menggunakan teknologi khususnya sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain.
Karena di media sosial kita bebas untuk mengunggah apapun tentang diri dan aktivitas kita sehari-hari yang bisa dilihat banyak orang. Akibatnya, banyak orang juga yang terinfluence dan nggak mau ketinggalan dan harus mencoba/bergabung dengan trend yang ada pada masyarakat saat itu.
Baca juga: Rekomendasi Film Menye-Menye yang Buat kamu Senyum Senyum Sendiri
- Definisi JOMO
Mungkin kata FOMO sering banget kita denger, nah bagaimana bedanya dengan JOMO? JOMO atau Joy Of Missing Out adalah perasaan yang tidak terganggu apabila kita tertinggal atau tidak mengikuti suatu trend (aktivitas) yang ada.
Baca juga: KT&G SangSang Festa 2022: Konser Gratis untuk SangSang Mates
- Ciri-ciri JOMO
Bertolak belakang dengan FOMO, JOMO lebih mengedepankan diri sendiri dengan tidak terlalu fokus pada orang lain. Biasanya sikap ini ada pada seorang individu karena bisa untuk membenahi diri dengan cara bersyukur atas apa yang mereka peroleh.
Baca juga: Emangnya Kita Generasi Strawberry, Ya?
- Dampak FOMO dan JOMO
FOMO jika sudah akut bisa mendatangkan berbagai keadaan negatif seperti panic attack, memicu perasaan kesepian pada diri sendiri, merasa dirinya selalu kurang dan hasrat untuk selalu tampil update.
Beda halnya dengan JOMO, JOMO yang tidak takut akan ketertinggalannya membuat diri sendiri tidak ada perasaan “pressure” dimana bagus untuk kesehatan mental seseorang. Ketidakadaan beban pada diri seseorang individu bisa membuat individu tersebut merasa bahagia.
Baca juga: Rekomendasi K-Drama Karakter Cowok Green Flag
- Cara Mengatasi FOMO
Untuk kalian yang merasa punya sifat FOMO yang udah terlalu berlebihan, yaitu:
- Mengubah fokus hidup agar tidak terlalu berfokus pada trend, booming, dan hal-hal berbau duniawi.
- Mulailah fokus pada setiap hal kecil pada diri sendiri dan orang lain terlebih dahulu dengan cara bersyukur.
- Bersyukur yang dibangun akan menghasilkan self-compassion, dimana self-compassion memunculkan perasaan bangga dan perasaan yang membuat diri kamu itu berharga.
Baca juga: You Can Do It! Dapatkan Skor Tinggi TOEFL dengan Tips Ini!
Fokus nya adalah agar kamu berfikir, dengan kamu tidak mengikuti trend, dengan kamu tidak mengikuti maraknya yang sedang gempar, itu semua tidak apa-apa jika tidak mengikuti arusnya.
Kamu tidak harus membutuhkan itu semua, kamu tidak akan kehilangan harga diri, wawasan, atau hal lain hanya jika kalian tidak terbawa arus media sosial.
Nah SangSang Mates, mulai dari sekarang mulai bersikap biasa-biasa saja yuk dengan arus media sosial. Kita boleh FOMO dengan sewajarnya aja karena yang berlebihan kan tidak pernah baik, bukan? 🙂
Kalau kamu suka dan merasa newsletter ini bermanfaat, jangan lupa like dan share ke temen-temen kalian yaa! Dan jangan lupa baca newsletter yang bermanfaat lainnya hanya di KT&G SangSang Univ. Indonesia!
Penulis: Ferry Baihaqi