The New One of The Day
- Apa itu akun autobase?
Hai, SangSang Mates!
Beberapa waktu lalu, warganet Indonesia dibikin ketar-ketir dengan salah satu kebijakan Twitter yang bisa bikin akun-akun Autobase berguguran. Pasalnya, pada tanggal 9 Februari kemarin Twitter akan menghapus akses gratis Twitter API yang bisa “mematikan” akun-akun menfess ini.
Padahal, warganet Indonesia udah menganggap akun-akun Autobase tersebut sebagai hiburan sekaligus sumber informasi mereka, loh.
Tapi pernah nggak kalian kepikiran soal akun Autobase ini dan kenapa kebijakan Twitter bisa bikin para pengguna akun Autobase ketar-ketir?
Nah, kalau begitu yuk sama-sama kita simak artikel ini! Cekidot!
Baca juga: Lagu untuk Menemani Night Ride
Jadi, akun Autobase itu, apa, sih?
Akun Autobase adalah akun yang digunakan untuk mengirim tweet anonim lewat direct message. Bisa dibilang, akun tersebut seperti lapak untuk para followersnya untuk mengirimkan berbagai jenis postingan lewat DM.
Lalu akun tersebut akan mengunggahnya secara otomatis.
Istilah Autobase sendiri berasal dari gabungan kata “automatic” (yang artinya “otomatis”) dan “fanbase” (artinya “tempat basis penggemar suatu fandom).
Awalnya, kemunculan Autobase berasal dari kalangan roleplayer atau RP lewat akun @ssefnum pada tahun 2016. Akun tersebut biasanya dimanfaatkan akun-akun roleplayer untuk mencari teman dan mutual.
Sampai hari ini, sudah banyak akun-akun Autobase untuk berbagai tema, seperti untuk mahasiswa, film, makanan, musik, video games, dan bahkan untuk kucing.
Tapi, untuk mengirimkan menfess tersebut nggak bisa asal loh, SangSang Mates!
Agar SangSang Mates bisa mengirim menfess ke akun Autobase, SangSang Mates harus di-follow terlebih dahulu (biasanya dikenal dengan istilah Close DM).
Makanya, akun-akun Autobase ini sering mengadakan open followback yang bisa diikuti semua pengikut akun.
Kemudian, terdapat trigger atau pemicu yang harus kalian sertakan agar menfess kalian bisa terposting otomatis.
Meskipun begitu, follower yang ingin mengirimkan menfessnya harus menaati peraturan yang dibuat oleh para admin Autobase.
Kalau ada menfess yang melanggar peraturan, maka menfess tersebut bisa terkena Delvote atau penghapusan menfess.
Uniknya, akun-akun Autobase ini cuma ada di Indonesia, loh! Jadi serasa selangkah lebih maju dari negara-negara lain, soalnya di luar negeri sana nggak ada yang kayak beginian, hehehe ….
Baca juga: Ada Apa Dengan AI Image Generator?
Kok akun Autobase bisa berhubungan sama kebijakannya Twitter?
Oke, kita bahas lagi soal kebijakannya Twitter dulu, ya!
Pada 9 Februari lalu, seperti yang kita tahu, warganet Twitter dibikin ketar-ketir karena Twitter API atau Application Programming Interface yang sebelumnya disediakan secara gratis, akan dimatikan sehingga akun yang mengandalkan Twitter API gratisan ini terancam bubar, termasuk akun-akun Autobase.
(Dan untungnya kebijakan ini sepertinya tidak jadi diberlakukan karena sampai sekarang masih banyak akun-akun Autobase dan bot yang masih eksis.)
Nah, akun-akun Autobase ini biasanya dibuat menggunakan layanan Biolbe. Dengan Biolbe, akun-akun Autobase bisa mengunggah postingan dari DM menjadi tweet secara otomatis.
Nah, agar Biolbe bisa menghasilkan sistem yang digunakan untuk akun Autobase, Biolbe mengandalkan Twitter API. Begitu juga dengan akun bot lainnya.
Permasalahan dari kebijakan setengah matang ini (like usual) adalah rencananya Twitter API akan dibuat menjadi berbayar.
Jika layanan tersebut menjadi berbayar, maka akan banyak layanan dan aplikasi yang tidak bisa mengakses Twitter secara langsung.
Alasannya … penyedia layanan dan aplikasi tersebut harus membayar agar bisa terus menggunakan Twitter API. Biayanya … uih, bisa mencapai US$100 atau sekitar Rp1,5 juta!
Mahal banget, kan? Makanya akun-akun autobase ini ketar-ketir karena akun-akun kecil yang mengandalkan bot dari Twitter API “dipaksa” membayar semahal itu.
Nggak cuma akun-akun Autobase dan bot aja yang ketar-ketir, aplikasi dan website yang mempunyai fitur login lewat akun Twitter pun juga harus membayar jika masih ingin menggunakan layanan itu.
Aplikasi dan website yang seperti itu mencakup game-game gacha atau website Privatter atau Poipiku yang biasa digunakan di kalangan perfandoman.
Duh, bisa kebayang kan gimana jadinya kalau kebijakan itu beneran diterapkan pada tanggal 9 Februari kemarin?
Baca juga: Ini Dia Aplikasi Investasi Terbaik Buat Pemula
Nah, SangSang Mates, dari artikel ini jadi tambah mudeng deh sama akun-akun Autobase dan alasan kepanikan warganet Twitter Indonesia tentang kebijakan yang setengah mateng ini.
Oh ya, SangSang Mates bisa baca artikel tentang bootcamp, self-improvement, dan lain sebagainya di website KT&G SangSang univ. Indonesia, loh! Cuss lah baca-baca artikelnya.
Jangan lupa kasih like, comment, dan share artikel ini ke temen-temen kalian, ya!
Penulis: Ghina Rifqina